Pada hari ini, Senin (1/2/2021), vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac, CoronaVac, disuntikkan pada para Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Minahasa Utara. Ketua Pengadilan Negeri Airmadidi Bapak H. Mohamad Sholeh, SH.,MH menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 untuk Satuan Kerja Pengadilan Negeri Airmadidi. Proses penyuntikan vaksin dilakukan di Kompleks RSUD Maria Walanda Maramis pada pukul 10.00 WITA tadi.
Berikut 5 fakta penting tentang vaksinasi Sinovac di Indonesia yang perlu diketahui (Sumber : www.kompas.com)
Efikasi vaksin 65,3 persen
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM), Dr Ir Penny K Lukito mengumumkan bahwa mulai Senin (11/1/2021), vaksin Sinovac resmi kantongi izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA). Dia menyatakan efikasi vaksin Sinovac 65,3 persen. Dikeluarkannya izin vaksin Covid-19 Sinovac ini berdasarkan data hasil pemantauan dan analisis dari uji klinik yang dilakukan di Indonesia dan juga mempertimbangkan data hasil uji klinik yang dilakukan di negara Brasil dan Turki. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa dari data hasil uji yang berhasil dianalisis ternyata menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac memiliki kemampuan pembentukan antibodi dalam tubuh. Dalam kesempatan tersebut, Penny menyatakan efikasi vaksin CoronaVac yang diproduksi Sinovac China mencapai 65,3 persen. “Hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efek vaksin sebesar 65,3 persen,” jelas Penny. Sedangkan, efikasi vaksin Covid-19 Sinovac ini berdasarkan laporan dari pengujian di negara Turki adalah sebesar 91,25 persen dan di Brasil adalah sebesar 78 persen. Kendati, masih lebih rendah dibandingkan kedua negara lainnya, Penny menegaskan, hasil uji klinik vaksin Sinovac Biotech Ltd. ini telah memenuhi standar persyaratan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di mana minimal efikasi yang harus dicapai adalah 50 persen. “Efikasi sebesar 65,3 persen dari hasil uji klinik di Bandung menunjukkan harapan bahwa vaksin ini mampu untuk menurunkan kejadian penyakit Covid-19 hingga 65,3 persen,” ujarnya. Lihat Foto Vaksinasi Covid-19 perdana dimulai Rabu (13/1/2021).()
Kemampuan memicu sistem imun tinggi
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan vaksin Sinovac yang telah diuji klinis tahap ketiga di Bandung telah menunjukkan hasil yang baik dari sisi imunogenisitas atau kemampuan dalam menetralkan atau membunuh virus. “Pada uji klinis tahap ketiga di Bandung imunogenesitas menunjukkan hasil yang baik,” ujar Penny dalam konferensi pers virtual tersebut. Efikasi dilihat dari pembentukan antibodi dalam tubuh setelah vaksin disuntikkan. Setelah itu dilihat apakah antibodi yang ada mampu menetralkan virus SARS-CoV-2 atau tidak. Penny menjelaskan, pada 14 hari setelah penyuntikan, vaksin Sinovac menunjukkan kemampuan membentuk antibodi sebesar 99,74 persen. Kemudian, pada tiga bulan setelah penyuntikan, hasil antibodinya masih 99,23 persen. “Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan tiga bulan, individu yang disuntik vaksin masih memiliki antibodi yang tinggi, yakni 99,23 persen,” jelas Penny. Sebagaimana diketahui, uji klinis tahap ketiga yang digelar di Bandung melibatkan 1.600 individu sebagai relawan. Hasil dari uji klinis itu menjadi dasar bagi BPOM yang resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 Sinovac.
Sertifikasi halal Vaksin Sinovac
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah menerbitkan fatwa mengenai kehalalan vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Fatwa ini dikeluarkan menyusul diterbitkannya Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (11/1/2021). Dalam Fatwa MUI Nomor: 02 Tahun 2021 Tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science Co. LTD China dan PT Bio Farma (Persero), MUI menyatakan bahwa vaksin tersebut hukumnya suci dan halal. Vaksin tersebut juga boleh digunakan untuk umat Islam sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.
Efek samping
Berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis vaksin, Sinovac tetap menimbulkan efek samping. “Secara keseluruhan menunjukkan vaksin corona vax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang,” kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021). Penny mengatakan, efek samping lokal yang ditimbulkan vaksin Sinovac berupa nyeri, iritasi, dan pembengkakan. Sementara, efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam. Kemudian, frekuensi efek samping dengan derajat berat berupa sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen. “Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo,” ujar Penny.
Kelompok yang tidak bisa disuntik vaksin
Dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, ada beberapa kondisi yang membuat vaksin Covid-19 tidak bisa diberikan kepada seseorang. Rekomendasi tersebut khusus untuk vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
- Hasil pengukuran tekanan darah 140/90 atau lebih.
- Pernah terkonfirmasi Covid-19
- Sedang hamil atau menyusui
- Mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir
- Ada anggota keluarga yang kontak erat, suspek, terkonfrimasi sedang dalam perawatan karena Covid-19
- Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 yang pertama
- Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang karena penyakit kelainan darah
- Menderita penyakit jantung
- Menderita penyakit autoimun sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis)
- Menderita penyakit ginjal
- Menderita penyakit reumatik autoimun atau rhematoid arthritis
- Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
- Menderita penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun
- Menderita kanker, kelainan darah
- Menderita HIV dengan angka CD4 lebih dari 200 atau tidak diketahui